03 Agustus 2009

STI dan ITS (PRT-3)


KASUS-3, Suami dan Istri

STI, singkatan dari Suami Takut Istri
ITS, singkatan dari Istri Takut Suami
Baik Suami maupun Istri yang masuk dalam kelompok ini, perlu dikasihani dan disembuhkan dari penyakit Psikosomatik nya.
Karena tidak mungkin kita dapat membina satu keluarga bahagia, bila landasannya adalah STI atau ITS.
Keluarga bahagia menurut hemat saya tidak dapat dibangun berdasarkan rasa takut dari salah satu pihak (baik Suami maupun Istri), balas budi, pengorbanan, pengabdian, rasa bersalah dsb.
Tapi harus dilandasi oleh kesetaraan, keterbukaan, saling percaya, saling memiliki, saling menghargai dan saling menghormati.
Jadi dimanakah yang namanya CINTA ???
Saya kurang sepaham dengan pendapat banyak orang yang mengatakan CINTA adalah segala-galanya dalam perkawinan, coba buka mata dan telingga kita lebar-lebar dan amati yang terjadi disekitar kita atau yang kita tahu dari Media TV, Radio, Internet, Media Masa dll.
Yang saya lihat dan dengar banyak sekali orang yang bicara dengan suara lantang tentang CINTA nya kepada si anu, tapi setelah menikah seumur jagung, kemudian BERCERAI,.......... Mengapa ???, Ada apa dengan CINTA ???, Berapa umur CINTA ???
Beberapa client saya baik pria maupun wanita, termasuk dalam kelompok STI atau ITS, saya melihat mereka semuanya tidak bahagia dan sangat menderita dan tertekan batinnya dengan situasi dan kondisi mereka (lihat dan baca PHOBIA-2).
Saya selalu bertanya dengan para STI dan ITS, kamu cinta tidak dengan pasangan mu ?
Jawaban mereka, mula-mula cinta tapi cinta itu sekarang telah mulai redup, bahkan mulai hilang entah kemana.
Para STI maupun ITS sangat menderita dan tertekan batinnya atau jiwanya,......... seperti bisul yang sudah waktunya pecah tapi tidak bisa pecah, nanah bercampur darah yang ada didalamnya tidak bisa keluar,......... bayangkan betapa sakitnya anggota tubuh disekitar bisul tersebut.
Apa yang akan terjadi bila bisul tersebut tanpa sengaja terpencet oleh orang lain,......... Waooo !!! sakitnya bukan main,........... kalau kita tidak sabar dan dapat mengendalikan emosi, bisa-bisa terjadi adu jotos.
Begitu juga dengan STI dan ITS, kalau Psikosomatiknya tidak segera disembuhkan, hal itu sangat berbahaya bagi keluarga tersebut dan bagi orang-orang disekitarnya, karena suatu saat bisa meledak dan itu dapat berakibat fatal (ingat sedia payung sebelum hujan).
Bayangkan ada seorang client saya (wanita), ia merasa kalau sedang berhubungan intim dengan suaminya, ia merasa seperti sedang " DIPERKOSA" oleh suaminya sendiri,.......... luar BINASA bukan, apa akibatnya bila keadaan seperti itu dibiarkan terus terjadi ???
Dari beberapa client saya yang mau diterapi berdua (suami dan istri), hasilnya jauh lebih baik dari pada yang diterapi hanya suami atau istrinya saja.
Dari pengamatan saya hidup mereka berubah 180 derajat, artinya mereka seperti pasangan baru dengan persepsi dan sudut pandang yang berbeda dengan sebelumnya dan dapat diterima oleh keduanya.
Jadi kesetaraan, keterbukaan, saling memiliki, saling menghargai dan saling menghormati jauh, tentunya juga saling mencintai, lebih baik dari pada mencintai dan mengabdi kepada sang raja atau sang ratu,.......... bagaimana menurut pendapatmu ?