04 Agustus 2009

DENDAM KESUMAT (PRT-5)


KASUS-5, DENDAM Penghancur Rumah Tangga

Istri saya meminta bantuan saya untuk menerapi temannya, kelahiran Lampung, usia 40 tahun (Desember 2005), pendidikan SMA, mempunyai 4 orang anak, 1 laki-laki dan 3 perempuan, anak tertua perempuan kuliah tingkat 1 di fakuttas ekonomi, anak kedua laki-laki, SMA, anak ke 3 dan 4 perempuan, SMP dan SD.
Suaminya (sarjana) asal Sumatera Utara, keluarga suami keluarga yang sangat berada sedangkan keluarga istri adalah keluarga yang sangat sederhana.
Jadi disini ada perbedaan strata sosial yang sangat jauh bedanya, hal ini bisa terjadi karena menikah terpaksa, " kecelakaan ".
Si Istri sangat dendam dan sakit hati kepada Suami dan Ibu Mertuanya, karena ia selalu menghina dia dan keluarganya.
Dimana-mana, kapanpun dan kepada siapapun, istrinya selalu menceriterakan kejelekan dari suami, ibu mertua (mertua laki-laki telah meninggal dunia) dan keluarga suaminya.
Saya sampai berpikir orang ini gila kali, sudah tidak punya hati, perasaan dan rasa malu lagi, masak kejelekan rumah tangganya sendiri diceritakan kepada semua orang.
Waktu saya terapi dia, saya baru tahu bahwa tingkat dendamnya kepada suami dan kelurga suaminya amat sangat besar sekali,.......... ngeri kali aku mendengar pengakuannya, kalau ia tidak sayang kepada anak-anaknya dan tidak takut di penjara, maka ia mau meracuni suami dan ibu mertuanya,.......... uuuh, sungguh sangat berbahaya sekali jika tidak segera diobati Psikosomatik nya,.......... bisa-bisa apa yang dipikirkan menjadi kenyataan.
Maka saya segera menerapi dia secara intensif, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Semua DENDAM KESUMAT di hilangkan dari pikirannya dan dia dibuat cuek atau EGP dalam menghadapi suami dan ibu mertua serta keluarga suami.
Artinya semua hinaan, cacimaki dan lain-lain tidak ditanggapi, masuk kuping kiri keluar kuping kanan, begitu sebaliknya dan tidak sampai nyangkut di hatinya.
Sayangnya dari pihak suami, ibu mertua tidak ada yang mau ikut terapi, untuk memperbaiki sikap mental dan kepribadiannya,........ sayang, sayang dan sayang sekali.
Tapi itulah sebagian besar sikap masyarakat kita dalam mensikapi penyakit Psikosomatik, selalu menganggap enteng dan tidak pernah perhatian kepada penyakit Psikosomatiknya.
Selesai terapi,.......... alhasil, ibu ini menjadi cuek dan tidak peduli lagi dengan segala ocehan suami dan ibu mertuanya.
Bahkan yang lebih gila lagi, ia punya anak lagi yaitu anak yang kelima, perempuan saat ini (Agustus 2009) usia anak bungsunya hampir berusia dua tahun,.......... Ooooh My God !!!