04 Agustus 2009

Kapal PECAH (PRT-6)


KASUS-6, Rumah Tangga Amburadul

Salah satu Mitra Usaha saya (wanita), pernah memperkenalkan sahabat baiknya (Mei 2009) seorang ibu, usia 45 tahun dengan tiga orang anak, semuanya wanita, suaminya seorang direktur perusahaan BUMN, kehidupannya sangat mapan, rumahnya mewah, semua ruangan full AC, ruangan dan kamar tidur laksana hotel berbintang lima, tapi cerita mitra saya, beberapa kali ia diminta menginap dirumahnya, rumah yang besar, mewah tapi suasananya seperti kapal pecah, berantakan, sangat tidak nyaman untuk tinggal, kamar anak-anak gadisnya juga seperti kapal pecah, BH, CD berkibar dimana-mana, pakaian, peralatan make up dll juga demikian, pokoknya baru melihat saja dia sudah pusing, sampai dia bilang kalau mereka itu anak-anaknya sudah dihajar habis-habisan, anak gadis kok tidak punya malu dan tanggung jawab !!!
Pertanyaannya mereka sekeluarga kok bisa betah tinggal dirumah seperti itu ?, atau justru mereka yang mengkondisikan keadaan rumahnya seperti itu, jadi walaupun pemilik rumah punya banyak pembantu RT dan anaknya wanita semua, tetap saja rumahnya amburadul dan seperti kapal pecah.
Kemudian saya bertanya bagaimana kehidupan sehari-hari keluarga tersebut ?, menurut mitra saya kehidupan istri dan anak-anaknya juga amburadul, kacau balau, jadi sama persis seperti keadaan rumahnya.
Kehidupan ibu tersebut sangat boros, tidak bisa pegang uang, berapapun uang yang diberikan oleh suaminya habis dalam seketika, hutangnya banyak dan dimana-mana dan sepertinya sangat hobi berhutang dan masih banyak hal-hal negatip lainnya yang tidak pantas saya sebutkan disini.
Bagaimana dengan suaminya, menurut mitra saya suaminya baik, pendiam, tidak peduli dengan apa yang dilakukan oleh istrinya, pulang kerja jam 21.00 wib, langsung masuk kamar dan diam di kamar dan sangat pelit bicara.
Saya bilang mereka semua menderita penyakit Psikosomatik, makanya mereka merasa nyaman-nyaman saja, walaupun orang-orang disekitar mereka merasa aneh, heran,.......... kok bisa sich hidup seperti itu.
Atas dasar niat baik untuk menyembuhkan penyakit Psikosomatik temannya itu, maka saya diperkenalkan dengan ibu tersebut.
Waktu datang ke kantor, saya jelaskan apa itu penyakit Psikosomatik, termasuk yang diderita oleh Ibu, anak-anaknya dan suami ibu.
Dari respon yang didapat terlihat tidak ada niat dan minat untuk menyembuhkan penyakit Psikosomatiknya,........... ya sudah saya tidak dapat membantunya.
Seperti saya pernah jelaskan di PSIKOSOMATIK-2, penderita Psikosomatik tidak sadar dan kebanyakan tidak tahu dan tidak mau tahu kalau ia menderita penyakit Psikosomatik.
Walaupun orang-orang disekitarnya, sudah gerah, tidak nyaman, pusing, terganggu dibuat olleh nya, tapi si penderita Psikosomatik tetap tenang, cool, cuek, tidak peduli dengan keadaan dirinya,......... begitulah sikap mental sipenderita Psikosomatik, bagaimana pendapatmu ?