07 Agustus 2009

Ganteng tapi KUPER (KK-3)


KASUS-3, Pemuda Minder, Pemalu dan Malu-Maluin

Dari referensi ex client saya, seorang ibu datang menemui saya dengan salah seorang anaknya, laki-laki berusia 21 tahun (Juli 2006), kuliah diperguruan tinggi swasta, fakultas teknologi informatika, jurusan manajemen informatika, di Jakarta Barat.
Saat berkonsultasi ibu ini bilang dia pusing, jengkel dan malu sekali melihat kelakuan anaknya yang pemalu, minderan, nggak gaul, sangat tertutup.
Terutama kalau anak itu " dipaksa ikut " ke acara keluarga, pernikahan, ulang tahun, kumpul keluarga dll, menurut maminya si anak betul-betul malu-maluin mami dan papinya.
Saya bertanya lebih lanjut,.......... maksud ibu malu-maluin itu apa ???
Ia si mami menjawab kaya anak udik yang baru kekota dan baru ketemu orang kota, gitu dech. Malah pernah beberapa kali sianak meninggalkan tempat acara sesaat setelah datang ketempat tersebut.
Si mami melanjutkan,.......... apa nggak bikin pusing dan malu-maluin orang tua, kalau seperti itu sifat dan kelakuannya.
Saya bertanya lagi,.......... menurut ibu kenapa anak ibu seperti itu ?
Justru itu saya dan papinya bingung dan pusing memikirkannya, kakak-kakaknya dan adiknya ngak ada yang seperti dia, .......... kenapa ya Koh Le Man, kok anak saya yang satu ini bisa seperti itu ???
Ibu ini memiliki empat orang anak, dua perempuan dan dua laki-laki, anaknya ini anak nomor tiga.
Saya tanya lagi, kalau dikampus bagaimana ?,......... wah saya kurang tahu dech, tapi anaknya termasuk anak pintar dan tidak ada masalah dengan kuliahnya, kata si ibu.
Setelah bicara dengan si ibu saya minta waktu khusus untuk bicara dengan si anak, tanpa disertai oleh ibunya,.......... waktu saya bincang-bincang dengan anak tersebut, saya lihat anaknya termasuk ganteng, tinggi mungkin sekitar 176 cm, badannya kekar, atletis, fisiknya oke, tapi seperti kata maminya anaknya pemalu, agak minder dan kuper (kurang pergaulan).
Dari hasil wawancara yang lebih mendalam saya menyimpulkan anak ini ngak PD, minder, pemalu bahkan sangat pemalu terhadap wanita dan tertutup, lagi-lagi kepada yang namanya wanita, terutama wanita yang sifat dan perilakunya seperti ibu dan kakak perempuannya.
Setelah saya selesai bicara dengan anak tersebut, si ibu langsung memberondong saya dengan banyak pertanyaan, layaknya senapan mesin yang memuntahkan semua pelurunya, inilah salah satu sebab yang membuat anak si mami menderita penyakit Psikosomatik.
Saya menjelaskan problemnya dan untuk menyembuhkan Psikosomatik anak tersebut harus mengikuti program terapi +/- 12 kali terapi, juga saya ingatkan agar ibu dan kakak-kakak perempuannya merubah sikap mental dan perilakunya.
Itulah yang dimaksud oleh para pakar kepribadian bahwa inner beauty lebih penting dari sekedar penampilan fisik kita yang ganteng, keren, macho,.......... entah apalagi sebutannya (lihat dan baca Kesehatan dan Kecantikan).
Jangan sampai orang bilang ganteng sih ganteng, tapi kuper dan malu-maluin !!!,.......... bagaimana menurut pendapat mu ?